Selasa, 27 Oktober 2015

Detik detik akhir hayat Rasulullah ﷺ

Ada suatu kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan RasulNya. Pada pagi hari itu warna langit mulai menguning, burung-burung terperanjak di dalam sangkar tak berdaya mengepak sayapnya, semuanya menundukkan paruh, hening tak mengeluarkan suara kicauan, begitu pula unta-unta termenung duduk bersimpuh menundukkan kepala, air mata mengalir membasahi moncongnya, kedua daun kupinya seperti mendengarkan suara Rasulullah ﷺ  yang terbata-bata memberikan petuah. “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya. Maka taati dan bertakwalah kepadaNya. Kuwariskan dua hal pada umatku yakni Alqur’anul Karim serta sunahku. Barang siapa mencintai Alqur’an, sunahku serta keluargaku, berarti umatku mencintai Allah dan diriku (Rasulullah). Allah selamatkan hidup umatku di dunia dan di akhirat nanti, bersamaku di dalam surga yang penuh kenikmatan.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Raasulullah yang teduh menatap keluarganya satu persatu. Ada yang menatap mata itu dengan berkaca-kaca, ada yang dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya, ada yang menghela nafas panjang dan ada yang menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah tiba, Rasulullahﷺ  akan meninggalkan kita semua,” desah hati keluarga serta para sahabat saat itu. Seorang anak manusia yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul yang menyampaikan wahyu Allah serta risalahnya yang hampir usai. Tanda-tanda itu semakin kuat tatkala Saydina Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang nampak lesu saat turun dari mimbar.
Saat menunggu detik-detik terakhir seluruh yang hadir menahan kesedihan yang mendalam, mata Rasulullah perlahan-lahan tertutup. Rasulullah berbaring lemah dengan kening mengeluarkan keringat membasahi pelepah kurma sebagai alas tidurnya. Tiba-tiba dari pintu terdengar seorang berseru mengucapkan salam, “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahanda sedang demam,” kata Fatimah.
            Kemudian ia kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, “Siapa itu wahai anakku?” tanya Rasulullah. “Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya.” Tutur Fatimah dengan lembut. Lalu, Rasulullah ﷺ menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan, dipandangi satu persatu bagian wajahnya seakan hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah Malakul Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.. Malakul Maut datang menghampiri Rasulullah, lalu Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertainya. Kemudian pergilah Jibril yang sebelumnya telah bersiap-siap di atas langit untuk menyambut Ruh Rasulullah, seorang pemimpin dunia yang penuh kasih sayang Allah SWT.
            “Jibril, jelaskan apa hak-hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasulullah dengan suara yang lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu surga telah terbuka menanti kehadiranmu,” kata Jibril. Hal tersebut tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih  penuh dengan kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril. “Tolong kabarkan padaku bagaimana kabar umatku kelak?” tanya Rasulullah. “Aku pernah mendengar Allah SWT berfirman kepadaku, ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
            Detik-detik semaikn dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah diambil, tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah keringat dan urat-urat lehernya menegang. “(Jibril), betapa dahsyatnya sakaratul maut ini,” lirih Rasulullah. Fatimahpun memejamkan matanya. Saydina Ali di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan pandangannya, “Kenapa engkau palingkan wajahmu Wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar Wahyu itu. “Siapa yang tega melihat kekasih Allah direnggut ajalnya?” kata Jibril.
            Kemudian terdengar Rasulullah berucap, “Ya Allah, dahsyat benar sakaratul maut ini, timpakan saja semua siksa sakaratul maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.” Badan Rasulullah mulai dingin kaki dan dadanya tidak bergerak lagi, bibirnya seakan-akan membisikkan sesuatu, “Uusikum Bisholati Wama Malaikat Aymanuukum, (Peliharalah shalat dan santunilah wanita dan orang yang lemah di antaramu).” Di luar pintu tangis mulai bersahutan, mereka saling berpelukan, Fatimah pun menutup wajahnya dengan tangan, Ali kembali mendekatkan telinganya di bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Uummaattii... Uummaattii... (Umatku... Umatku...) dan putuslah kembang hidup manusia mulia itu.
            Kini mampukah kita mencintai Rasulullah? Allahumma Solli ‘Alla Muhammad Wa’ala aliy Muhammad. Betapa besar cinta Rasulullah kepada kita umatnya.

1 komentar:

  1. Top Casino Finder (Google Play Store) - MapyRO
    Find your 태백 출장샵 ideal Casino Finder 바카라 사이트 (Google Play Store) location. MapyRO users share their photos, 삼척 출장마사지 videos and find the 경주 출장샵 perfect spot for 문경 출장샵 your next visit!

    BalasHapus