Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Raasulullah yang
teduh menatap keluarganya satu persatu. Ada yang menatap mata itu dengan
berkaca-kaca, ada yang dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya, ada yang
menghela nafas panjang dan ada yang menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat
itu telah tiba, Rasulullahﷺ akan meninggalkan kita semua,” desah hati
keluarga serta para sahabat saat itu. Seorang anak manusia yang diangkat
menjadi Nabi dan Rasul yang menyampaikan wahyu Allah serta risalahnya yang
hampir usai. Tanda-tanda itu semakin kuat tatkala Saydina Ali dan Fadhal dengan
sigap menangkap Rasulullah yang nampak lesu saat turun dari mimbar.
Saat menunggu detik-detik terakhir seluruh yang hadir menahan
kesedihan yang mendalam, mata Rasulullah perlahan-lahan tertutup. Rasulullah
berbaring lemah dengan kening mengeluarkan keringat membasahi pelepah kurma
sebagai alas tidurnya. Tiba-tiba dari pintu terdengar seorang berseru
mengucapkan salam, “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahanda sedang demam,” kata Fatimah.
Kemudian ia
kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada
Fatimah, “Siapa itu wahai anakku?” tanya Rasulullah. “Tak tahulah aku ayah,
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya.” Tutur Fatimah dengan lembut. Lalu,
Rasulullah ﷺ menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan, dipandangi
satu persatu bagian wajahnya seakan hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah Malakul Maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.. Malakul Maut datang menghampiri
Rasulullah, lalu Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertainya.
Kemudian pergilah Jibril yang sebelumnya telah bersiap-siap di atas langit
untuk menyambut Ruh Rasulullah, seorang pemimpin dunia yang penuh kasih sayang
Allah SWT.
“Jibril, jelaskan
apa hak-hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasulullah dengan suara yang
lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para Malaikat telah menanti Ruhmu,
semua pintu surga telah terbuka menanti kehadiranmu,” kata Jibril. Hal tersebut
tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih
penuh dengan kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya
Jibril. “Tolong kabarkan padaku bagaimana kabar umatku kelak?” tanya
Rasulullah. “Aku pernah mendengar Allah SWT berfirman kepadaku, ‘Kuharamkan
surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata
Jibril.
Detik-detik
semaikn dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah diambil,
tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah keringat dan urat-urat lehernya
menegang. “(Jibril), betapa dahsyatnya sakaratul maut ini,” lirih Rasulullah.
Fatimahpun memejamkan matanya. Saydina Ali di sampingnya menunduk semakin dalam
dan Jibril memalingkan pandangannya, “Kenapa engkau palingkan wajahmu Wahai Jibril?”
tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar Wahyu itu. “Siapa yang tega melihat
kekasih Allah direnggut ajalnya?” kata Jibril.
Kemudian terdengar
Rasulullah berucap, “Ya Allah, dahsyat benar sakaratul maut ini, timpakan saja
semua siksa sakaratul maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.” Badan
Rasulullah mulai dingin kaki dan dadanya tidak bergerak lagi, bibirnya
seakan-akan membisikkan sesuatu, “Uusikum Bisholati Wama Malaikat Aymanuukum,
(Peliharalah shalat dan santunilah wanita dan orang yang lemah di antaramu).”
Di luar pintu tangis mulai bersahutan, mereka saling berpelukan, Fatimah pun
menutup wajahnya dengan tangan, Ali kembali mendekatkan telinganya di bibir
Rasulullah yang mulai kebiruan. “Uummaattii... Uummaattii... (Umatku...
Umatku...) dan putuslah kembang hidup manusia mulia itu.
Kini mampukah kita
mencintai Rasulullah? Allahumma Solli ‘Alla Muhammad Wa’ala aliy Muhammad.
Betapa besar cinta Rasulullah kepada kita umatnya.
Top Casino Finder (Google Play Store) - MapyRO
BalasHapusFind your 태백 출장샵 ideal Casino Finder 바카라 사이트 (Google Play Store) location. MapyRO users share their photos, 삼척 출장마사지 videos and find the 경주 출장샵 perfect spot for 문경 출장샵 your next visit!