1. Mengenal karakter masing-masing
Karakter bawaan
tiap individu, banyak dipengaruhi nilai-nilai yang diyakini serta
perilaku lingkungan terdekat. Mengenal secara jelas karakter pasangan
hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan
bahkan perbaikan. Butuh kesabaran selama proses itu berlangsung sebab
hal itu membutuhkan waktu tak sebentar.
2. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap
rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan
tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW
menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang
menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi
kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau
istri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat
menumbuhkan rasa tenteram, senang dan kerinduan. Ingat, di atas rasa
kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban dan meredam kemelut.
3. Penataan ekonomi
Islam
dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami tanpa
melarang istri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang
memang ada. Dan tentu, selama masih berada dalam batas-batas syariah.
Di tengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras
agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah
alias bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh adalah sikap yang
patut ditampilkan istri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut
pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat
kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan
lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan
jujur).
4. Pembagian beban
Meski ajaran
Islam menjabarkan dengan jelas fungsi dan tugas elemen keluarga (suami,
isteri, anak) namun dalam pelaksanaannya tidaklah kaku. Jika Rasulullah
SAW menyatakan bahwa seorang istri adalah pemimpin bagi rumah dan
anak-anak, bukan berarti seorang suami tidak perlu terlibat dalam
pengurusan rumah dan anak-anak. Ajaran Islam tentang keluarga adalah
sebuah pedoman umum baku yang merupakan titik pangkal segala pemikiran
tentang keluarga. Dalam tindakan sehari-hari, nilai-nilai lain, misalnya
tentang itsar (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain),
ta'awun (tolong menolong), rahim (kasih sayang) dan lainnya juga harus
berperan. Itu dapat dijumpai dalam riwayat yang sahih betapa Nabi SAW
bercengkrama dengan anak dan cucu, menyapu rumah, menjahit baju yang
koyak dan lain-lain.
5. Penyegaran
Rutinitas
sehari-hari kerap membawa kejenuhan, stres dan kepenatan. Padahal,
manusia bukanlah robot mati rasa. Manusia punya perasaan dan otak yang
dapat mengalami kelelahan. Nabi SAW pun mengeritik seseorang yang
menamatkan Alquran kurang dari tiga hari, yang menghabiskan waktu
malamnya hanya dengan shalat, dan yang berpuasa setiap hari. Karena itu,
variasi aktivitas dibutuhkan manusia agar jiwanya tetap segar. Keluarga
bahagia tak akan tumbuh dari kemonotonan aktivitas keluarga.
Sekali-kali butuh rekreasi, obrolan santai penuh canda, diskusi-diskusi
ringan, atau sekadar belanja bersama
Baiklah biar tidak tambah bingung saya akan jabarkan apa Kah itu komitmen
1. Komitmen merupakan sebuah sikap dan tanggung jawab untuk menjaga
hubungan tetap berjalan. Jadi jika pada akhirnya kita menyadari adanya
kekurangan dengan pasangan kita siapkah kita berusahan menerima
kekurangan itu?caranya?sadar akan diri juga memiliki kekurangan.
Kekuranagan yang ada pada pasangan anda bukan segalanya dibandingkan
kehadiran dia untuk hidup anda selama ini.
2. Bagaimana rasanya anda jika ditinggali pasangan anda karena dia
males lihat sikap jelek anda?Ya tentu ada yang merasa kesal dan tidak
adil dan ada juga yang merasa ya udalah biarkan saja berarti dia bukan
yang terbaik buat anda. Apa pun sikap anda intinya anda mebutuhkan sosok
yang dapat mencintai anda apa adanya. So lakukan hal itu juga pada
pasangan anda sekarang.
3. Pernahkah anda membahas satu jam saja tetang bagaimana menghadapi
berbagai masalah yang akan muncul dalam menjalani hidup bersama? Mungkin
sudah saatnya anda berbicara secara santai namun serius tentang hal hal
apa saja yang akan kalian berdua sepakati saat menjalani hidup bersama.
4. Komitmen bukan sekedar setia namun juga mau mengalah dan menerima
apa yang diinginkan pasangan anda demi menjaga hubungan anda. Penurut
bukan berarti menjadi pasangan yang bodoh dan diperalat namun selama hal
tersebut tidak banyak merugikan anda (mengancam nyawa anda, tindakan
pidana,n melanggar HAM) biarkan saja sebab itulah komitmen untuk bisa
saling paham satu sama lain.
5. Terakhir, anda tidak perlu lakukan ini semua jika anda merasa anda
tidak memerlukan hubungan yang serius,hanya mengejar kesenangan saja
atau suka bermain hati, sebab komitmen dalam sebuah hubungan hanya
diperuntukan mereka yang percaya akan cinta yang tulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar