Sayang, popularitas Semeru juga mengundang banyak pendaki yang ngotot ingin menginjakkan kaki di tanah tertinggi Pulau Jawa tanpa mengindahkan keselamatan mereka. Berita pendaki hilang, cidera, hingga meninggal di Semeru pun kian sering terdengar. Nah, adakah di antara kamu yang berencana mendaki gunung yang juga dijuluki “Puncak Abadi Para Dewa” ini?
Di artikel ini Hipwee akan membagikan hal-hal yang perlu kamu lakukan dan hindari selama melakukan pendakian Semeru, demi keselamatanmu. Sudah siap menggembleng diri untuk mencumbui Mahameru?
1. Jangan Percaya Pada Gambaran Pendakian Semeru yang Ditampilan Film 5 CM. Please, Pokoknya Jangan!
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru.Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini keliru!
Kesalahan 1: Pakai Jeans

Pakai celana jeans? Serius? via irkhamzamzuri.blogspot.com
Kesalahan 2: Jalan Langsung Ke Kalimati, Tanpa Nge-Camp

Langsung jalan ke Kalimati tanpa nge-camp sangat ambisius
Kesalahan 3: Minta Air 1,5 Liter Di Kalimati Untuk Bekal 6 Orang Trekking Ke Puncak

Trekking ke puncak tidak sedramatis ini via kucipan.blogspot.com
2. Sesampainya Di Ranu Pane, Jangan Langsung Tancap Gas Mendaki. Berikan Tubuhmu Waktu Untuk Aklimatisasi

Istirahat dulu di Ranu Pane via paronamia.com
Jangan terburu-buru mengangkat keril untuk kemudian mendaki. Duduk-duduk dulu di basecamp. Berikan tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak bisa-bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya, Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian yang tidak ringan?
3. Ingat! Sebenarnya Kalimati Adalah Titik Terakhir Pendakian yang Diizinkan. Kalau Belum Yakin, ya Jangan Memaksakan Diri

Kalimati adalah titik terakhir pendakian via www.jijihans.com
Jika memang merasa tidak yakin mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil sampai puncak. Justru pencapaian sebesar-besarnya adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat.
4. Jangan Malas Buka dan Packing Tenda. Jika Memang Ingin Muncak, Nge-Camp Di Ranu Kumbolo dan Kalimati Adalah Pilihan yang Paling Ideal Untuk Menghemat Tenaga

Nge-camp dulu saja di Rakum via komak2.blogspot.com
Menghemat tenaga jadi kunci penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama, beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.
5. Makanlah Dulu Sebelum Mulai Berjalan Menuju Arcopodo

Jangan biarkan perutmu kosong via pitaloka89.wordpress.com
Padahal, makan amat penting agar kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai berjalan. Saya pribadi sempat hampir pingsan dalam perjalanan menuju puncak Mahameru karena kelaparan. Jangan sampai hal yang sama terjadi padamu.
6. Jangan Bawa Keril Ke Trek Puncak. Cukup Bawa Daypack Untuk Perbekalan

Tak perlu bawa keril saat ke puncak | Kredit foto: Maharsi Wahyu
7. Siapkan Headlamp Untuk Trekking Ke Puncak Mahameru. Jangan Cuma Pakai Senter

Pakai headlamp, jangan cuma senter | Kredit Foto: Maharsi Wahyu
Kenapa? Trek pendakian yang mengarah ke atas (yeah, namanya juga mendaki) akan lebih mudah diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu repot-repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat. Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek Kalimati-Arcopodo.
8. Selalu Gunakan Masker dan Kacamata Untuk Melindungimu Dari Pasir

Bekali dirimu dengan masker dan kacamata | Kredit Foto: Maharsi Wahyu
Kalau kamu punya asma atau tak kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum dipakai agar makin bisa menghalau debu.
9. Selepas Kamu Lewat Dari Kalimati, Sandal Gunung Sudah Tidak Boleh Digunakan Lagi. Ke Puncak Mahameru, Kamu Wajib Pakai Sepatu

Wajib pakai sepatu saat mendaki | Kredit foto: Maharsi Wahyu
Sepatu akan memberikanmu pijakan yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas kakimu tanpa diundang.
10. Jika Belum Terbiasa Dengan Trek Berpasir, Tak Ada Salahnya Kamu Pakai Trekking Pole

Gunakan trekking pole untuk membantu keseimbangan via tyaargi.wordpress.com
Kalau enggan mengeluarkan uang untuk beli gear mendaki yang baru, kamu juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin sendiri.
11. Jangan Terlalu Asyik Main Seluncuran Pasir Saat Turun. Fokus!

Terlalu asyik main seluncuran bisa membuatmu tersasar ke blank 75 | Kredit Foto: Maharsi Wahyu
Blank 75 adalah adalah jurang yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan lubang-lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.
12. Tak Usah Berlama-Lama Di Puncak, Waspadalah Pada Asap Beracun Dari Jonggring Saloka

Tak usah terlalu lama di puncak | Kredit Foto: Maharsi Wahyu
Setelah foto-foto dan menikmati pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di Kalimati sudah menunggu.
Pucak Semeru memang magis dan selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan selamat-lah yang jadi pencapaian pendaki sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar